Sunday, January 16, 2011

Bukan Surat Cinta

Pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang jauuuuuh baikan.

Semalam aku membuat suatu keputusan besar. Hatiku mantap. Mungkin semestinya ini sudah aku lakukan dari dulu.

Maafkan aku. Aku tidak bermaksud memutuskan komunikasi. Toh kita masih akan bertemu saat aku pulang nanti. Aku hanya ingin mendinginkan hati. Bukan dengan artian tidak bertemu kamu – meskipun rasanya tidak bertemu dengan mu adalah pilihan yang tepat.

Ini keputusan berat yang aku buat. Tapi tidak ada kata menyesal setelahnya. Tidak ada tangis atau perasaan nggak enak. Aku sudah kebas hati.

Kamu tahu kan? Aku sudah terlalu letih dengan semua ini. Jadi perasaan apapun tidak akan terasa lagi – selama itu tentang mu.

Aku berencana men-delete nomor handphone mu, tapi sama saja, aku hafal di luar kepala berapa nomormu. Tepat di saat handphone ku bergetar dan satu sms masuk dari mu. Gemetar menahan rasa, aku membaca. Sms yang sangat singkat, tapi pasti mampu memecah bendungan perasaan ku.

Jangan tanyakan itu lagi. Jangan khawatirkan aku lagi. Aku sudah jauh lebih baik sekarang. Aku sudah jauh lebih tenang – dan hatiku sudah mulai mendingin.

Mungkin setelah ini teman-teman kita masih akan tetap sama. Nama di facebook ku tetap sama, account twitterku tetap aktif. Tapi aku yakin pelan-pelan semua akan berhenti sendiri.

Memang nggak perlu dijelaskan apa-apa, karena memang nggak ada yang harus dijelaskan. Kamu tau kan? Ini tentang hati, dan tidak semua orang harus tau yang sebenarnya.

Ini bukan surat cinta maupun surat pemutusan hubungan. Kamu tahu kita tidak pernah punya hubungan apapun lebih dari teman.

Aku tidak menangis. Aku tidak akan pernah menangis lagi. Aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang.

Semoga setelah ini tidak ada yang merasa tersakiti lagi yah, toh kita sama - sama berhak untuk bahagia :) dan semoga kamu selalu baik-baik saja.

Hati Gak Pernah Milih!

Kata - kata itu saya temukan waktu saya baca novelnya Dewi Lestari yang judulnya Perahu Kertas.
Hati gak pernah milih, gak pernah milih kepada siapa dia akan jatuh. *ehm maaf lebay, tapi saya lagi galau.
Saya lagi galau, saya gak suka kenapa hati saya seenak empedunya sendiri nentuin kepada siapa dia punya rasa. Kenapa dia harus milih orang yang sama sekali gak pernah mikirin saya, gak pernah mikirin gimana perasaan saya waktu dia ngomong dia lagi nungguin orang lain. Wooooy goblok!! Punya hati gak sih?
Kenapa hati gak milih orang yang jelas - jelas dekat, terjangkau, dan nyata? Yang jelas ada waktu saya butuh, dan jelas selalu ada waktu saya nengok ke belakang.
Hati emang gak pernah milih, tapi gimana kalo ada yang harus dipilih?

Friday, January 7, 2011

mama nomer 1 di dunia

Finally, akhirnya besok saya pulang.
Karena satu dan lain hal dan banyak hal lain, jadwal saya pulang ngaret dari jadwal semula.
Tapi akhirnya setelah melalui negosiasi panjang *halah!
akhirnya besok saya pulang jam 9 pagi naik kereta.
Karena besok saya pulang, makanya siang ini saya sms mama di rumah, nanyain : "mom, yaya besok pulang, mom mau dibawain apa?"
dan jawaban ibu saya di rumah adalah :
Bawain mainan boneka gede yang udah dibuat 19 tahun yang lalu, bonekanya cantik pinter rambut sebahu dan ada lesung pipit di pipi.

Saya cuma speechless bacanya.. :'D