Monday, December 21, 2009

yayaya, mungkin ini gak penting..

well, sebelumnya ga ada paksaan ato intervensi dari siapapun atas dibuatnya tulisan ini. Saya memang lagi kesal dan bingung. Seandainya ada teman yang mau mendengarkan curhat saya, mereka pasti bakal bosan setengah mati karena cerita saya hanya berputar – putar ga jelas. Intinya sih sama. Itu-itu aja.

Saya sedang benci sama seseorang, dan sialnya orang itu berjenis kelamin laki-laki. Saya benci ngeliat ambisi dia yang meletup-letup . Saya benci melihat keegoisannya. Saya benci melihat semua yang ada dalam dirinya. Kemudian saya memutuskan untuk membenci lelaki itu. Sampai sekarang.

Dan tidak tau darimana datangnya, benci itu berubah menjadi sesuatu yang lain dalam diri saya. Saya merasa gagap, gagu dan speechless saat dekat dengan dia. Saya merasa kayak pengen ditelan bumi, dimakan dinosaurus, ato diceburin ke laut. Saya berani menatap matanya meskipun kemudian saya berkata dalam hati, “ohh...I’m dying!”
Dan saya ga suka itu, saya merasa itu bukan diri saya, setiap ada dia saya selalu merasa saya tidak menjadi diri saya. Saya selalu berusaha melakukan apapun untuk menghindar dari dia. Tapi bukan berarti rasa itu menjadikan saya berat untuk melangkah. Nope. Itu bukan saya.

Saya sedang berusaha mendayagunakan perasaan saya itu sebagai tools untuk mendongkrak pemikiran saya. Bahwa cinta itu bukan penghalang bagimu untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Termasuk lebih baik dalam mengambil langkah(memilih lelaki-yang-tidak-diharapkan itu masuk dalam kehidupan saya). Saya rasa tidak ada manusia yang tidak salah langkah.

Yaa..terakhir, saya berharap hanya saya yang menjadi korban ketidakadilan ini, bahwa memang batas antara benci dan cinta itu tipis sekali. Dan benci itu sebenarnya pengingkaran dari cinta.

regards :)